Bissmillah
Rindu, cukup menggambarkan perasaanku sebelum hari ini
terjadi. Terkadang ku bepikir bahwa rasa rinduku yang sangat hanya akan ku
rasakan terhadap keluargaku di kampung tapi trnyata tidak. Kali ini ternyata rasa
rinduku pun terbagi kepada adik-adikku yang ada di bantar gebang. Sangat rindu,
tak heran jika rasa terharu yang ku rasakan jika melihat foto mereka.
An-Nur Jihad |
Rindu, begitu kuat.
Aku sampai tak pernah bisa menemukan cara untuk melepaskan rasa ini. Sampai
akhirnya ku sadari bahwa satu-satunya cara untuk melepas rasa ini adalah sebuah
pertemuan.
Beberapa kali aku mendapatkan sms dari teman-teman ku di
BADARIS yang akhirnya sekarang yang mengelola sekolah dadakan yang ku beri nama
An-Nur Jihad.
“Anak-anak nanyain ochy lagi tu. Katanya kapan ka’ ochy
datang lagi”. Itulah yang ku baca. Sedih sekali setiap membaca sms semacam itu
karena aku tak mampu berbuat apa-apa ketika di beri tahu hal itu. Aku selalu di
hadapkan pada pilihan yang sulit yang ku anggap sebuah anugerah dari Allah. Aku
harus bekerja pada hari ahad yang mengharuskan ku rela melepas mereka untuk di
didik oleh teman-temanku walaupun aku tau akan berbeda penerapannya ketika mereka berpindah tangan.
Hanya satu doaku waktu itu. “YA Allah izinkan lah adik-adiku
ini merasakan hal lebih dibanding apa yang mereka rasakan dulu denganku ketika
mereka mulai belajar dengan kakak-kakak mereka yang baru”. Beberapa sms dari
mereka pun aku terima. Meminta ku untuk kembali mengajar mereka tapi apa boleh
di kata aku tak dapat mengabulkan keinginan
mereka kali ini.
Banyak kabar terbaru yang kuterima, salah satunya yaitu
mereka sudah mempunyai Donatur untuk walau pun belum menjadi donatur tetap tapi
sudah banyak yang mereka sumbangkan untuk adik-adikku dan doaku pun ternyata
terkabul. Mereka merasakan hal yang lebih dibanding ketika aku yang menangani
mereka.
An-Nur Jihad, Badaris n Donatur |
Tapi berita-berita gembira itu tak sedikit pun mengobati
rasa rinduku, justru menambah rasa rindu. Aku pun memutuskan hari libur kerjaku
akan ku manfaatkan untuk bertemu mereka, pada jeda waktu istirahat kuliahku.
Lumayan satu jam bertemu mereka.
Pertemuan yang dinanti…
Setelah pulang kuliah aku pun bergegas menuju kosan untuk
mengambil baju muslim yang tempo hari ku beli di tanah abang, sisa uang dari sumbangan orang untuk mereka
juga. Awalnya aku sudah berjanji dengan seniorku untuk berangkat bersama ke
tempat mereka tapi ternyata setelah sampai di kosan dia pun menelpon dan
mengatakan ga bisa ikutan karena lagi
ada kerjaan, dan aku pun memaklumi nya. Tapi sebelumnya aku juga sudah menyakan
untuk teman-teman ikhwan apakah ada yang ingin ikut serta tetapi ternyata Nihil juga. Tapi hal itu tak sedikitpun
menghalangi niatku untuk bertemu mereka.
Dengan tenaga yang tersisa aku pun langsung membawa barang-barang
itu menuju jalan raya, jalan kaki sambil membawa barang itu bukanlah sebuah
kesulitan bagiku. Sudah biasa soalnya.
Lumayan dua kali naik angkot untuk sampai ke tempat tujuan.
Entah mengapa rasa deg-degan ketika sebentar lagi sampai di tempat mereka.
Mungkin ini rasa canggung karena sudah beberapa bulan tidak bertemu dengan
mereka.
Ku pikir sudah ada anak-anak yang menunggu disana, karena
sebelumnya aku sudah sms salah satu dari mereka untuk mengumpulkan
teman-temnanya tapi ternyata tak ada satu pun anak-anak yang ku lihat.
Ku ketuk rumah bu haji tapi tak satu pun orang yang menjawab
salamku, sepertinya mereka juga lagi tidak ada di rumah. Dan aku pun memutuskan
untuk mencari anak-anak sendiri. Tapi ketika aku hendak menuju rumah mereka ada
dua anak yang sudah teriak memnggillku, oh dan ternyata mereka adalah
adik-adikku. Akhirnya mereka pun bergegas memanggil temannya untuk berkumpul
karena aku datang.
Ketika menunggu mereka aku kemutuskan untuk menelpon ibu
haji untuk mengkonfirmasi masalah seragam ngaji dan bola yang kan ku bagikan,
tapi jawaban bu haji tak sesuai dengan harapanku.
“Ga usah dibagi dulu neng, ntar aja pake’ absen ama ibu ntar
suruh luve aja hari ahad untuk mewakili. Kamu kaya’ ga tau anak-anak aja, ntar
klo ga kebagian nangis lagi. Jadi mending ga usah di bagi dulu”.
Bukan masalah bukan aku yang memberikan barang itu tapi
masalahnya yaitu untuk kesekian kalinya aku tak menyaksikan mereka berbahagia
mendapatkan barang-barang baru. Tapi kedatangan mereka dengan senyuman
malu-malu ketika melihatku tiba-tiba saja menghapus rasa kecewa dan sedihku.
Aku pun melupakan dialog ibu haji denganku.
“Ka’ Ochy ko’ ga ngajar lagi?”
“Ka’ ochy kangen banget.”
"Ka’ Ochy kemana aja si?”
Itulah beberapa pertanyaan mereka lontarkan untukku, tapi
tak satu pun ku jawab. Langsung ku peluk mereka untuk melepas ras kangenku.mereka
pun menyalamiku satu persatu.
Seperti biasa aku memulai pertemuan itu dengan salam,
yel-yel, dan berapa pertanyaan lain. Kulihat gurat bahagia dari wajah mereka.
Benyanyi Ria |
Aku pun memanfaatkan waktu yang sedikit itu untuk menanyakan kegiatan mereka
selama aku tak bertemu mereka, mereka sangat semangat menceritakan semuanya.
Bahkan ada di antara mereka yang sangat antusias maju ke depan untuk
menjelaskan mereka belajar apa saja selama aku tidak ada.
numpang Belajar di Halaman Rumah bu' Haji |
Bahagia sekali rasanya, semua terbayarkan sudah. Karena
kebetulan aku ada kuliah aku pun segera mengakhiri pertemuan itu, dan ternyata
jam lima, jam dimana seharusnya ku isi dengan mata kuliah agama. Saat bersama
mereka semua kegalauanku terhapuskan, sampai-sampai batas waktu yang sudah ku
buat pun aku langgar sendri. Tak lupa ku ingatkan kepada mereka untuk datang
hari ahad agar bisa menerima baju, dan ketika itu dialog ku pun dengan bu haji
terngiang lagi yang sempat mengganggu suasana hatiku yang sedang berbahagia
menjadi sedih lagi. Tapi secepatnya ku tepis rasa itu agar tidak merusak moment
pertemuanku dengan adik-adiku.
Tapi sebelum berpisah , seperti bias foto ga boleh
ketinggalan. Kami pun berfoto-foto sebelum pulang.
Narsis Sejenak |
Tapi pada jepretan terakhir
mereka masih terdiam seperti nya masih ingin di foto tapi karena aku takut
semakin lupa waktu aku langsung mengagetkan mereka.
‘”heh ko’ masih pada diam aja. Udah sono pada pulang.”
Itulah yang ku katakana ke mereka, sepertinya kasar tapi ya sudahlah yang
penting bisa mebuat mereka melepasku.
Mereka pun berhamburan pulang kerumah, tapi ketika mereka
menyalami ku mereka sempat menagihku dengan janji untuk setiap hari selasa aku
harus menengok mereka. Walau pun belum tentu bisa aku pun mengiyakan. Aku tidak
pernah mampu mengatakan tidak kepada mereka jika meminta sesuatu kepadaku.
Go To Home |
Lucunya ketika aku sedang memoto mereka yang lagi jalan
menuju rumah mereka, eh tau-tau ada lagi juga yang ikut-ikutan foto aku.
“Loh ko’ jadi motoin kakak jga, kan kakak yang lagi moto?”
tanyaku heran ketika salah satu dari mereka dengan serius mengambl fotoku denga
kamera HP.
“Ga apa-apa ka’ buat kenang-kenangan.” Jawab mereka
sekenanya. Dan aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka.
Di foto malah Foto Balik..ckckck |
Ketika mereka pulang aku pun bergegas pulang, humd beberapa
angkot penuh dan yah ada angkot yang penuh tapi masih mampu memuatku. Huh
ketika ku lihat jam sudah hampir setengah enam, keterlambatanku sudah hampir
stengah jam. Tapi tidak sampi di situ beberapa kali terjebak macet dan lampu
merah membuat aku semakin terlambat. Hampir jam enam, aku pun mendapat sms dari
temanku bahwa masih di izinkan masuk kelas.
Dan tepat jam enam aku pun sampai di depan kampus. Aku pun dengan cepatnya menyeberang
jalan tanpa meperhatikan mobil yang membunyikan klakson untukku pertanda
memintaku untuk berhati-hati menyerberang. Tapi tak ku pedulikan yang penting
aku selamat. Tangga kampus pun tak menghalangiku terus berlari, aku pun sempat
berpikir bahwa aku juga bakat menjadi atlet lari. Hahaha
Kalian tau kawan, lucu sekali karena ternyata kelas sudah
selesai begitu pun dengan absen. Aku pun beberapa kali tertawa dan berucap Masya Allah ketika beberapa
teman menertawai ulahku kali ini. Untungnya dosennya baik jadi absen jalanku
tetap di tanda tangani.
Aku pun bergegas ke masjid muhajirin hal yang rutin aku
lakukan dengan teman-teman ketika pulang kuliah. Mushola di kampus terlalu kecil
untuk menampung kami. Makanya aku setiap pulang kuliah langsung ke muhajirin
untuk bertemu dengan kekasih hati dan belahan jiwa. Kebetulan di muhajirin selain luas imam nya
pun bacaannya subhanalloh bagus banget, walau pun beberapa kali membuatku
ngantuk karena surah yang di baca panjang-panjang tapi tudak membuatku untuk enggan
menunggu sampai shalat isya selesai.
Setelah shalat isya selesai aku pun dan teman-teman memutuskan
untuk pulang kerumah masing-masing. Aku pun melangkah dengan senyumanku
kekosan, dengan begitu banyak masalah yang ku bawa. Masalah kuliah yang numpuk,
masalah kantor, dan masalah-masalah lain yang sedang antri ingin mngacaukan
pikiranku. Tapi ku tak mau mempedulikan itu dulu, aku masih ingin merasakn
indahnya pertemuanku dengan adik-adiku dan tak akan ku biarkan segudang masalahku
untuk merusak semuanya.
Sesampainya di kosan aku pun langsung merebahkan badan di
kamar dan berniat langsung tidur. Dengan harapan ketika aku membuka mataku esok
hari aku mampu untuk menghadapi masalah-masalah yang menantiku. Aamiin
“Bismika Allahum ahya wa bismika amuut.”
-Dengan Menyebut namamu aku hidup dan dengan menyebut namamu
pula aku tidur.-
Semoga besok engkau masih mengizinkan hamba untuk beribadah ya
Allah, untuk berjuang menjadi kekasihmu. Aamiin.
Dan terima kasih untuk hadiahmu hari ini ya Allah
Alhamdulillah...Se..su..atu.
Alhamdulillah...Se..su..atu.
Salam Massallessuran
finally, terbayar sudah yak nduk?
BalasHapusAlhamdulillah sepertinya memang sesuatu bangeeet, ahahahaha :P
ya terbayarkan sudah ma'.....sesuatu banget dah pokoke'..hihihi
BalasHapus