My village…
Salimbongan…..nama dari desaku tercinta.
Gunung-gunung tinggi, sungai, bau kayu, kicauan burung,
banyak lagi yang lain yang bakal
ditemukan ketika memasuki desaku. Bandung..????gampil kalah sama kampungku. Tak
akan ada yang rela meninggalkan ketika sudah menapakkan kaki di atas tanahnya.
Indah, Dingin, Alami, uuhhhh tak terbayangkan betapa mengagumkannya desaku. Kawan,
airnya ibarat es batu yang baru dicairkan. Saking dinginnya ketika selesai mandi
maka akan ada asap yang keluar dari badan.*Mantap kan??? Desaku gitu loch
Bukan karena itu
desaku sehingga aku berkata seperti ini tapi memang kenyataannya begono…ntar
deh untuk membuktikan, kalau aku sudah
mempunyai pesawat pribadi kalian semua akan akan aku ajak ke desaku. Aamiin
Nah ini salah satu kisahku di desaku…
Humd, banyak yang mengatakan desaku desa tertinggal
sampai-sampai pemerintah pun membuatku tersinggung * kaya’ ochy aja yang kepala
desa.
Suatu ketika desaku mendapatkan bantuan dari pemda setempat,
membahagiakan memang awalnya tapi setelah kulihat tulisan disamping mobil itu
hati ku bagaikan di tombak seketika itu juga.Degh,,,emosiku membuncah kepalaku
tiba-tiba panas bagaikan gunung berapi yang dalam hitungan detik akan
memuntahkan kawahnya. “Bantuan Untuk Daerah Tertinggal”, itulah tulisan yang membuatku yang tadinya
gadis yang polos dan rapuh (*ehem) tiba-tiba menjadi gadis yang ganas bagaikan
seekor harimau betina yang emosi karena
anaknya di ganggu. Seandainya waktu itu ada perwakilan Pemda yang datang sudah
kuseret masuk kedalam rumahku dan dan ku suguhkan secangkir kopi hitam khas
desaku(Lo ko’ jadi baik,,) *eh salah waktu itu juga kuseret dia dan kuminta
satu bantuan mobil lagi. Hahaahahaaha *Dodol
“wah, parah ni pemda ngirim mobil ke kita dengan tulisan
desa tertinggal”, kataku dengan nada emosi. Ketika itu kebetulan mobil sedang
di parker di depan rumahku karena yang
dipercayakan untuk mengendarai mobil itu temanku juga.
“humd, mang dari sono nya kali chy. Bantuan ditujukan untuk
desa-desa yang di anggap masih kurang dalam prasrana makanya di tulis untuk
desa tertinggal”, jawab temanku.
“Liat aja ntar, ni
mobil ntar ochy balikin dan ochy buktikan kepada dunia walaupun tempat
kita ini desa terpencil tapi juga mampu bersaing dengan kota-kota”, dengan nada
optimis.
![]() |
Me |
Setelah kejadian mobil itu, gairahku semakin meningkat untuk
membuat desaku menjadi lebih terpandang lagi. Desa yang terpencil tapi tetap
mensejahterahkan penghuninya. Yah, mimpi. Salah satunya adalah membuat desaku
menjadi pusat perhatian karena kepiawaian penghuninya dalam mengelola SDA yang
ada disitu. Kan ku jadikan pusat pariwisata alam n pusat wirausaha. Tanpa
merusak keasrian dan kebersihanya tentunya. Tak akan tercipta polusi dan sampah
dimana-dimana, kinclong dah pokoknya *Hah Aminin ya, awas lo klo ga ta’ sentil.
***
Berbicara masalah desaku, aku jadi teringat beberapa tahun silam waktu
aku masih duduk di bangku SD. Pada waktu itu aku seharusnya berangkat
mengaji tapi karena berhubung waktu
masih imut-imut dulu aku tomboy jadi tidak serta merta kuturuti perintah orang
tuaku. *Curcol Bentar ya. Kuseret adikku waktu itu dan langsung ku ajak ke
hutan yang kata temanku ada pohon bekas Tarzan bergelantungan. Yah karena dasar
aku bocah waktu itu jadi tak kupedulikan
apakah cerita itu hanya sebatas karangan atau sungguhan dari teman-temanku.
Dan sampailah aku dan adikku ketempat tujuan.
![]() |
Buttu n' Pangala (Gunung n' Hutan) |
Hutan, ,,,,dan ternyata kawan pohon itu sungguh ada tapi
entah itu benar-benar bekas Tarzan atau
bukan. Teman-temanku ketika itu juga sudah menantiku, seakan enggan memulai
pesta tanpaku. Tanpa kuhiraukan teriakan
adikku yang melarangku ikut bergelantungan.
“ochy jangan ikutan liatin aja, ntar ketahuan mama.”katanya
dengan nada khawatir.
“ga apa-apa mama ga bakal tau”.dengan nada cuekku.
Bak kekasih tarzan seketika
itu juga langsung ku gapai serat-serat pada pohon itu. Tanpa kusadari ternyata
teman-temanku juga ikut berlompat juga ke serat-serat kayu yang sudah kupegang.
Dan GUBRAk, badanku terlempar jauh dan menuju jurang dikarenakan tanganku tak ada
tempat untuk berpegangan, serat pohon
tak sanggup menampung segitu banyak tangan untuk bergelantungan dan jadilah aku
sebagai koraban . Untungnya pada saat
itu ada semak-semak berduri yang menahan tubuh ku sehingga gagal untuk terguling-guling lebih jauh lagi. Humd,,kalian
tau kawan ternyata temanku semua terobsesi untuk jadi waratawan sehingga berita
aku bols ngaji dan terjatuh ke jurang itu tidak perlu waktu setengah jam untuk
sampai di telinga mamaku.
Tarammmmmmm…kamar lah tempat terakhirku wakru itu. Kalian
tau hukumannya, dilarang main selama seminggu dan hanya boleh keluar untuk
sekolah dan ngaji saja, selebihnya waktuku hanya di kamar. Tapi bukan ochy
namaku kalau hanya hal-hal seperti ini membuat semangatku bertualang menjadi ciut.
Nah, itulah salah satu cerita tentang desaku yang ternyata
tanpa ku sadari menyimpan begitu banyak ke ajaiban. Masih banyak lagi keajaiban
lain yang ingin kuceritakan tapi tunggu di postingan selanjutnya.
Semoga Menghibur (Eh salah)
Semoga Berbahagia selalu (loh ko ga nyambung)
Apalah…aku pusing untuk closing hahahaha *GUBRAk jatuh lagi
Barakallhu Fiik