Rabu, 19 Oktober 2011

Rindu Yang Terbayarkan.


Bissmillah

Rindu, cukup menggambarkan perasaanku sebelum hari ini terjadi. Terkadang ku bepikir bahwa rasa rinduku yang sangat hanya akan ku rasakan terhadap keluargaku di kampung tapi trnyata tidak. Kali ini ternyata rasa rinduku pun terbagi kepada adik-adikku yang ada di bantar gebang. Sangat rindu, tak heran jika rasa terharu yang ku rasakan jika melihat foto mereka.
An-Nur Jihad


 Rindu, begitu kuat. Aku sampai tak pernah bisa menemukan cara untuk melepaskan rasa ini. Sampai akhirnya ku sadari bahwa satu-satunya cara untuk melepas rasa ini adalah sebuah pertemuan.
Beberapa kali aku mendapatkan sms dari teman-teman ku di BADARIS yang akhirnya sekarang yang mengelola sekolah dadakan yang ku beri nama An-Nur Jihad.

“Anak-anak nanyain ochy lagi tu. Katanya kapan ka’ ochy datang lagi”. Itulah yang ku baca. Sedih sekali setiap membaca sms semacam itu karena aku tak mampu berbuat apa-apa ketika di beri tahu hal itu. Aku selalu di hadapkan pada pilihan yang sulit yang ku anggap sebuah anugerah dari Allah. Aku harus bekerja pada hari ahad yang mengharuskan ku rela melepas mereka untuk di didik oleh teman-temanku walaupun aku tau akan berbeda penerapannya ketika  mereka berpindah tangan.
Hanya satu doaku waktu itu. “YA Allah izinkan lah adik-adiku ini merasakan hal lebih dibanding apa yang mereka rasakan dulu denganku ketika mereka mulai belajar dengan kakak-kakak mereka yang baru”. Beberapa sms dari mereka pun aku terima. Meminta ku untuk kembali mengajar mereka tapi apa boleh di kata aku tak dapat mengabulkan keinginan  mereka kali ini.

Banyak kabar terbaru yang kuterima, salah satunya yaitu mereka sudah mempunyai Donatur untuk walau pun belum menjadi donatur tetap tapi sudah banyak yang mereka sumbangkan untuk adik-adikku dan doaku pun ternyata terkabul. Mereka merasakan hal yang lebih dibanding ketika aku yang menangani mereka.
An-Nur Jihad, Badaris n Donatur

Tapi berita-berita gembira itu tak sedikit pun mengobati rasa rinduku, justru menambah rasa rindu. Aku pun memutuskan hari libur kerjaku akan ku manfaatkan untuk bertemu mereka, pada jeda waktu istirahat kuliahku. Lumayan satu jam bertemu mereka.

Pertemuan yang dinanti…

Setelah pulang kuliah aku pun bergegas menuju kosan untuk mengambil baju muslim yang tempo hari ku beli di tanah abang,  sisa uang dari sumbangan orang untuk mereka juga. Awalnya aku sudah berjanji dengan seniorku untuk berangkat bersama ke tempat mereka tapi ternyata setelah sampai di kosan dia pun menelpon dan mengatakan  ga bisa ikutan karena lagi ada kerjaan, dan aku pun memaklumi nya. Tapi sebelumnya aku juga sudah menyakan untuk teman-teman ikhwan apakah ada yang ingin ikut serta  tetapi ternyata Nihil juga. Tapi hal itu tak sedikitpun menghalangi niatku untuk bertemu mereka.

Dengan tenaga yang tersisa aku pun langsung membawa barang-barang itu menuju jalan raya, jalan kaki sambil membawa barang itu bukanlah sebuah kesulitan bagiku. Sudah biasa soalnya.
Lumayan dua kali naik angkot untuk sampai ke tempat tujuan. Entah mengapa rasa deg-degan ketika sebentar lagi sampai di tempat mereka. Mungkin ini rasa canggung karena sudah beberapa bulan tidak bertemu dengan mereka.

Ku pikir sudah ada anak-anak yang menunggu disana, karena sebelumnya aku sudah sms salah satu dari mereka untuk mengumpulkan teman-temnanya tapi ternyata tak ada satu pun anak-anak yang ku lihat.

Ku ketuk rumah bu haji tapi tak satu pun orang yang menjawab salamku, sepertinya mereka juga lagi tidak ada di rumah. Dan aku pun memutuskan untuk mencari anak-anak sendiri. Tapi ketika aku hendak menuju rumah mereka ada dua anak yang sudah teriak memnggillku, oh dan ternyata mereka adalah adik-adikku. Akhirnya mereka pun bergegas memanggil temannya untuk berkumpul karena aku datang.

Ketika menunggu mereka aku kemutuskan untuk menelpon ibu haji untuk mengkonfirmasi masalah seragam ngaji dan bola yang kan ku bagikan, tapi jawaban bu haji tak sesuai dengan harapanku.

“Ga usah dibagi dulu neng, ntar aja pake’ absen ama ibu ntar suruh luve aja hari ahad untuk mewakili. Kamu kaya’ ga tau anak-anak aja, ntar klo ga kebagian nangis lagi. Jadi mending ga usah di bagi dulu”.

Bukan masalah bukan aku yang memberikan barang itu tapi masalahnya yaitu untuk kesekian kalinya aku tak menyaksikan mereka berbahagia mendapatkan barang-barang baru. Tapi kedatangan mereka dengan senyuman malu-malu ketika melihatku tiba-tiba saja menghapus rasa kecewa dan sedihku. Aku pun melupakan dialog ibu haji denganku.

“Ka’ Ochy ko’ ga ngajar lagi?”
“Ka’ ochy kangen banget.”
"Ka’ Ochy kemana aja si?”

Itulah beberapa pertanyaan mereka lontarkan untukku, tapi tak satu pun ku jawab. Langsung ku peluk mereka untuk melepas ras kangenku.mereka pun menyalamiku satu persatu.

Seperti biasa aku memulai pertemuan itu dengan salam, yel-yel, dan berapa pertanyaan lain. Kulihat gurat bahagia dari wajah mereka. 
Benyanyi Ria

Aku pun memanfaatkan waktu yang sedikit itu untuk menanyakan kegiatan mereka selama aku tak bertemu mereka, mereka sangat semangat menceritakan semuanya. Bahkan ada di antara mereka yang sangat antusias maju ke depan untuk menjelaskan mereka belajar apa saja selama aku tidak ada.
numpang Belajar di Halaman Rumah bu' Haji

Bahagia sekali rasanya, semua terbayarkan sudah. Karena kebetulan aku ada kuliah aku pun segera mengakhiri pertemuan itu, dan ternyata jam lima, jam dimana seharusnya ku isi dengan mata kuliah agama. Saat bersama mereka semua kegalauanku terhapuskan, sampai-sampai batas waktu yang sudah ku buat pun aku langgar sendri. Tak lupa ku ingatkan kepada mereka untuk datang hari ahad agar bisa menerima baju, dan ketika itu dialog ku pun dengan bu haji terngiang lagi yang sempat mengganggu suasana hatiku yang sedang berbahagia menjadi sedih lagi. Tapi secepatnya ku tepis rasa itu agar tidak merusak moment pertemuanku dengan adik-adiku.

Tapi sebelum berpisah , seperti bias foto ga boleh ketinggalan. Kami pun berfoto-foto sebelum pulang. 
Narsis Sejenak

Tapi pada jepretan terakhir mereka masih terdiam seperti nya masih ingin di foto tapi karena aku takut semakin lupa waktu aku langsung mengagetkan mereka.

‘”heh ko’ masih pada diam aja. Udah sono pada pulang.” Itulah yang ku katakana ke mereka, sepertinya kasar tapi ya sudahlah yang penting bisa mebuat mereka melepasku.

Mereka pun berhamburan pulang kerumah, tapi ketika mereka menyalami ku mereka sempat menagihku dengan janji untuk setiap hari selasa aku harus menengok mereka. Walau pun belum tentu bisa aku pun mengiyakan. Aku tidak pernah mampu mengatakan tidak kepada mereka jika meminta sesuatu kepadaku.
Go To Home

Lucunya ketika aku sedang memoto mereka yang lagi jalan menuju rumah mereka, eh tau-tau ada lagi juga yang ikut-ikutan foto aku.
“Loh ko’ jadi motoin kakak jga, kan kakak yang lagi moto?” tanyaku heran ketika salah satu dari mereka dengan serius mengambl fotoku denga kamera HP.
“Ga apa-apa ka’ buat kenang-kenangan.” Jawab mereka sekenanya. Dan aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka.
Di foto malah Foto Balik..ckckck

Ketika mereka pulang aku pun bergegas pulang, humd beberapa angkot penuh dan yah ada angkot yang penuh tapi masih mampu memuatku. Huh ketika ku lihat jam sudah hampir setengah enam, keterlambatanku sudah hampir stengah jam. Tapi tidak sampi di situ beberapa kali terjebak macet dan lampu merah membuat aku semakin terlambat. Hampir jam enam, aku pun mendapat sms dari temanku bahwa masih di izinkan masuk kelas.

Dan tepat jam enam aku pun sampai di depan  kampus. Aku pun dengan cepatnya menyeberang jalan tanpa meperhatikan mobil yang membunyikan klakson untukku pertanda memintaku untuk berhati-hati menyerberang. Tapi tak ku pedulikan yang penting aku selamat. Tangga kampus pun tak menghalangiku terus berlari, aku pun sempat berpikir bahwa aku juga bakat menjadi atlet lari. Hahaha
Kalian tau kawan, lucu sekali karena ternyata kelas sudah selesai begitu pun dengan absen. Aku pun beberapa kali   tertawa dan berucap Masya Allah ketika beberapa teman menertawai ulahku kali ini. Untungnya dosennya baik jadi absen jalanku tetap di tanda tangani.

Aku pun bergegas ke masjid muhajirin hal yang rutin aku lakukan dengan teman-teman ketika pulang kuliah. Mushola di kampus terlalu kecil untuk menampung kami. Makanya aku setiap pulang kuliah langsung ke muhajirin untuk bertemu dengan kekasih hati dan belahan jiwa.  Kebetulan di muhajirin selain luas imam nya pun bacaannya subhanalloh bagus banget, walau pun beberapa kali membuatku ngantuk karena surah yang di baca panjang-panjang tapi tudak membuatku untuk enggan menunggu sampai shalat isya selesai.

Setelah shalat isya selesai aku pun dan teman-teman memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Aku pun melangkah dengan senyumanku kekosan, dengan begitu banyak masalah yang ku bawa. Masalah kuliah yang numpuk, masalah kantor, dan masalah-masalah lain yang sedang antri ingin mngacaukan pikiranku. Tapi ku tak mau mempedulikan itu dulu, aku masih ingin merasakn indahnya pertemuanku dengan adik-adiku dan tak akan ku biarkan segudang masalahku untuk merusak semuanya.

Sesampainya di kosan aku pun langsung merebahkan badan di kamar dan berniat langsung tidur. Dengan harapan ketika aku membuka mataku esok hari aku mampu untuk menghadapi masalah-masalah yang menantiku. Aamiin

“Bismika Allahum ahya wa bismika amuut.”
-Dengan Menyebut namamu aku hidup dan dengan menyebut namamu pula aku tidur.-

Semoga besok engkau masih mengizinkan hamba untuk beribadah ya Allah, untuk berjuang menjadi kekasihmu. Aamiin.
Dan terima kasih untuk hadiahmu hari ini ya Allah
Alhamdulillah...Se..su..atu.

 Salam Massallessuran

2 komentar:

  1. finally, terbayar sudah yak nduk?
    Alhamdulillah sepertinya memang sesuatu bangeeet, ahahahaha :P

    BalasHapus
  2. ya terbayarkan sudah ma'.....sesuatu banget dah pokoke'..hihihi

    BalasHapus