Rabu, 09 November 2011

PKL di Makasar

Bismillah…

Pengalaman…


1 kata yang membuatku akan memikirkan banyak hal dan terus memaksa otakku untuk memikirkan kejadian-kejadian yang menurut aku tidak akan bisa terlupakan dan akan selalu menjadi motivasiku. Bukan hanya itu, ketika mendengar kata pengalaman aku akan teringat tentang hal-hal apa saja yang yang berperan dalam hal yang menurutku bernama pengalaman. Jadi karena mungkin begitu banyak yang bisa ku ceritakan ketika berbicara masalah pengalaman maka akan ku pilih satu hal yang menurutku sebuah pengalaman yang tidak akan aku lupakan. Yah karena ketika aku mengalaminya aku tidak pernah berpikir akan tentang hal-hal yang terjadi pada saat itu.

Ini tentang pengalaman pertamaku menginjakkan kaki ke kota Makassar dan akan berdomisili sementara di tempat tersebut. Bukan karena aku akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi ataukah untuk mencari sesuap nasi untuk makan.  Melainkan aku di utus oleh sekolah untuk menjalani yang namanya PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini hal yang menjadi wajib ketika bersekolah di sekolah kejuruan atau tepatnya SMK.  Senang rasanya ketika ku tau aku akan di utus ke Makassar karena memang sebelumnya aku hanyalah seorang gadis kampung yang selalu berdiam diri dan berputar di daerah  itu-itu saja walau pun hasrat hati ingin merasakan hidup tinggal di kota besar.
Kami pun di lepas oleh kepala sekolah bersama dengan rombongan, sedih rasanya karena aku hanya ditemani oleh sepupuku ketika akan berangkat, berbedah dengan teman-temanku yang di temani oleh orang tunya..hikss sedih.
Namun itu tidak membuat senyumku berhenti mengembang dengan lebarnya di wajahku, yang jelas yang terpikirkan olehku hanyalah sebuah kota besar di daerahku sedang menunggu kedatanganku. Namun bukanlah sebuah pengalaman kalau tidak ada susahnya dan ternyata pengalamanku yang satu ini semua hampir di isi dengan ke susahan. Tapi inilah aku selalu ingin hidup dari rasa susah walau pun aku tau kesengangan menantiku ketika aku memilih untuk bersenag-senang.
Sewaktu aku samapai di Makassar, aku pun berlompat kegirangan sendiri, di banding teman-teman yang aku lah yang paling heboh padahal itu bukanlah apa-apa mungkin di banding teman-temanku.
Dan petualangan un di mulai, aku berempat dengan sahabatku yang dimana persahabata kami ini kami beri nama amigos terinspirasi dari film favoritku sewaktu kecil. Kami ternyata tidak mempunyai tempat tinggal karena tempat yang kami pesan ternyata kecil sehinggan tidak mampu menampung kami berempat. Apalagi dua di antara kami badan-badannya di atas rata-rata wanita berbadan ideal.
Tapi karena sudah tengah malam dan kami pun kecapean akhirnya untuk sementara kami pun memutuskan ke tempat om temanku, dan kalian tau betapa terkejutnya aku ketika samapai di rumah tersebut dan menemui anjing di dalam rumah itu. Yah keluarganya non muslim, aku tak bisa membayangkan bagaiman caraku mengisih perut denga ke adaan seperti waktu itu. Alhasil semalamn aku tidak makan dan minum karena berpikiran yang tidak-tidakjika lau harus memasukkan makanan ke dalam mulut mengunakan perabotan yang ada di rumah itu. Tapi sepertinya temanku mengerti dengan isi kepalaku sehingga dia memutuskan langsung melanjutkan mencari tempat tinggala sewaktui aku terbangun dari tidurku.
Mentok-mentoknya kami akhirnya tinggala di ASPOL (Asrama Polisi) karena kebetulanada teman yang juga punya kakak polisi. Tapi itu tidak bertahan lama karena ternyata banyak istri-istri polisi yang tidak terima dengan kehadiran kami. Namanya juga ibu-ibu takut aja suaminya di sabet sama gadis-gadis manis kayak kami..hahahahha *Narsis
Yah, kami pun memilih untuk kost di belakang kantor yang menjadi tempat kai PKL. Dan masya Allah, tempat yang kami adalah tempat judi dan minum minuman keras. MErinding bulu kudukku ketika melihat jilbabku dan harus beradah di sekeliling orang-orang yang berbuat maksiat. Bukan hanya itu saja, ternyata daerah yang aku tempati itu adlah tempat transaksi para germo alias tempat mangkal para PSK alias kupu-kupu malam. Dan aku pun menyadari hal itu ketika membaca nama jalan tempat kmi tinggal yaitu lorong hitam. Dan juga kami hampir juga makan bakso babi di tempat yang sama seandainya saja tukang becak tidak member kan kami informasi tentang itu.
Hal-hal itu membuatku trauma besar, ketika harus teringat bayangan orang-orang berjudi sambil minum alcohol dan di tambah lagi para PSK yang berjejeran di sepanjang jalan sekitar kosanku. Cukup membuta badanku lemas dan ingin pingsan. Tapi aku harus bertahan di tempat itu karena aku tidak punya pilihan lain.

Setelah meninggalkan Makassar waktu itu aku pun memutuskan untuk tidak akan kembali lagi ke Makassar karena trauma yang ku rasakan. 
***

Photobucket
Postingan ini diikutsertakan dalam giveaway-nya Una...

3 komentar: