Bismillah…
Pengalaman…
1 kata yang membuatku akan memikirkan banyak hal dan terus
memaksa otakku untuk memikirkan kejadian-kejadian yang menurut aku tidak akan
bisa terlupakan dan akan selalu menjadi motivasiku. Bukan hanya itu, ketika
mendengar kata pengalaman aku akan teringat tentang hal-hal apa saja yang yang
berperan dalam hal yang menurutku bernama pengalaman. Jadi karena mungkin begitu
banyak yang bisa ku ceritakan ketika berbicara masalah pengalaman maka akan ku
pilih satu hal yang menurutku sebuah pengalaman yang tidak akan aku lupakan.
Yah karena ketika aku mengalaminya aku tidak pernah berpikir akan tentang
hal-hal yang terjadi pada saat itu.
Ini tentang pengalaman pertamaku menginjakkan kaki ke kota
Makassar dan akan berdomisili sementara di tempat tersebut. Bukan karena aku
akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi ataukah untuk
mencari sesuap nasi untuk makan. Melainkan aku di utus oleh sekolah untuk
menjalani yang namanya PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini hal yang menjadi wajib
ketika bersekolah di sekolah kejuruan atau tepatnya SMK. Senang rasanya ketika ku tau aku akan di utus
ke Makassar karena memang sebelumnya aku hanyalah seorang gadis kampung yang
selalu berdiam diri dan berputar di daerah
itu-itu saja walau pun hasrat hati ingin merasakan hidup tinggal di kota
besar.
Kami pun di lepas oleh kepala sekolah bersama dengan rombongan,
sedih rasanya karena aku hanya ditemani oleh sepupuku ketika akan berangkat,
berbedah dengan teman-temanku yang di temani oleh orang tunya..hikss sedih.
Namun itu tidak membuat senyumku berhenti mengembang dengan
lebarnya di wajahku, yang jelas yang terpikirkan olehku hanyalah sebuah kota
besar di daerahku sedang menunggu kedatanganku. Namun bukanlah sebuah
pengalaman kalau tidak ada susahnya dan ternyata pengalamanku yang satu ini
semua hampir di isi dengan ke susahan. Tapi inilah aku selalu ingin hidup dari
rasa susah walau pun aku tau kesengangan menantiku ketika aku memilih untuk
bersenag-senang.
Sewaktu aku samapai di Makassar, aku pun berlompat
kegirangan sendiri, di banding teman-teman yang aku lah yang paling heboh
padahal itu bukanlah apa-apa mungkin di banding teman-temanku.
Dan petualangan un di mulai, aku berempat dengan sahabatku
yang dimana persahabata kami ini kami beri nama amigos terinspirasi dari film
favoritku sewaktu kecil. Kami ternyata tidak mempunyai tempat tinggal karena
tempat yang kami pesan ternyata kecil sehinggan tidak mampu menampung kami
berempat. Apalagi dua di antara kami badan-badannya di atas rata-rata wanita
berbadan ideal.
Tapi karena sudah tengah malam dan kami pun kecapean
akhirnya untuk sementara kami pun memutuskan ke tempat om temanku, dan kalian
tau betapa terkejutnya aku ketika samapai di rumah tersebut dan menemui anjing
di dalam rumah itu. Yah keluarganya non muslim, aku tak bisa membayangkan
bagaiman caraku mengisih perut denga ke adaan seperti waktu itu. Alhasil
semalamn aku tidak makan dan minum karena berpikiran yang tidak-tidakjika lau
harus memasukkan makanan ke dalam mulut mengunakan perabotan yang ada di rumah
itu. Tapi sepertinya temanku mengerti dengan isi kepalaku sehingga dia
memutuskan langsung melanjutkan mencari tempat tinggala sewaktui aku terbangun
dari tidurku.
Mentok-mentoknya kami akhirnya tinggala di ASPOL (Asrama
Polisi) karena kebetulanada teman yang juga punya kakak polisi. Tapi itu tidak
bertahan lama karena ternyata banyak istri-istri polisi yang tidak terima
dengan kehadiran kami. Namanya juga ibu-ibu takut aja suaminya di sabet sama
gadis-gadis manis kayak kami..hahahahha *Narsis
Yah, kami pun memilih untuk kost di belakang kantor yang
menjadi tempat kai PKL. Dan masya Allah, tempat yang kami adalah tempat judi
dan minum minuman keras. MErinding bulu kudukku ketika melihat jilbabku dan
harus beradah di sekeliling orang-orang yang berbuat maksiat. Bukan hanya itu
saja, ternyata daerah yang aku tempati itu adlah tempat transaksi para germo
alias tempat mangkal para PSK alias kupu-kupu malam. Dan aku pun menyadari hal
itu ketika membaca nama jalan tempat kmi tinggal yaitu lorong hitam. Dan juga
kami hampir juga makan bakso babi di tempat yang sama seandainya saja tukang
becak tidak member kan kami informasi tentang itu.
Hal-hal itu membuatku trauma besar, ketika harus teringat
bayangan orang-orang berjudi sambil minum alcohol dan di tambah lagi para PSK
yang berjejeran di sepanjang jalan sekitar kosanku. Cukup membuta badanku lemas
dan ingin pingsan. Tapi aku harus bertahan di tempat itu karena aku tidak punya
pilihan lain.
Setelah meninggalkan Makassar waktu itu aku pun memutuskan
untuk tidak akan kembali lagi ke Makassar karena trauma yang ku rasakan.
***
Postingan ini diikutsertakan dalam giveaway-nya Una...
dulu PKL dimana??
BalasHapusmakassar miss 'U
BalasHapusTinggal di Aspol.. ada polisi yang ngejagain gak? :)
BalasHapus